Diharapkan untuk membaca chapter sebelumnya terlebih dahulu.
(Sambungan)
Panas karena di rumahnya tidak ada kipas angin apalagi AC melarikan diri ke dapur, di sana dia mendapati meja makan tertutup oleh penutupnya. Segera saja ia mendekat dan menyingkap penutup itu dengan tangan kanannya. Di saat meja makan terbuka lebar terlihatlah yang ada di dalamnya…. yaitu…….. nasi goreng yang sedang berlumur cabe dan kuah.
Melihat hal mengerikan itu, si bapak langsung menyelamatkan nasi goreng tersebut ke dalam mulutnya, tentunya dengan dibantu oleh sendok sang pembantu. Rupanya si sendok tidak ikhlas sama sekali membantu si bapak RT, dan rupanya si sendok merasa mual setelah tersuap ke dalam mulut si bapak RT. Namun faktanya, bapak RT tak menghiraukan perasaan sendok sang pembantu yang malang ini dan terus melanjutkan kegiatan menyelamatkan nasi goreng ini.
Hari berikutnya, si sendok sudah tidak tahan lagi dengan perbuatan pak RT yang senonoh terhadapnya. Suatu hari, si sendok berniat kabur dari dapur. Sendok yang selama ini sangat akrab dengan rekan-rekan sesama sendoknya melakukan acara perpisahan kecil-kecilan waktu itu jua. Saat itu, salah satu sendok yang sangat akrab dengannya sangat keberatan melepas kepergiannya, segera dia berlari memeluk sendok sang pembantu diiringi bunyi “kringzingsstingtowiwinging” yang mengejutkan mereka. Para sendok ini curiga suara itu berasal dari sendok yang bertabrakan dan ternyata memang berasal dari dua sejoli sendok ini. Karena baru saja mendengar suara yang menarik ini, si sendok mengurungkan niatnya untuk pergi. Terdengar gumam tidak puas dari beberapa sendok, “yaaahh… kok nggak jadi pergi, yahh…., kita sepertinya akan mengalami tahun-tahun buruk lagi teman-teman!”.
Si sendok tidak menghiraukan opini sendok lain, dan kembali ke meja makan dengan koper besarnya yang berisi paspor, tiket pesawat, dan surat-surat berharga lain. Di lain hari beberapa sendok di tangkap oleh pak RT dan keluarga untuk membantu mereka dalam hal……….. makan. Dan terulanglah penderitaan sang sendok.
Suatu hari si sendok berniat melamar sendok lain untuk menikah dengannya, dia mulai melakukan pedekate dengan orang tua sendok yang sudah lama jadi pacarnya. Dia biasa membawa oleh-oleh ke rumah calon mertuanya untuk mengambil perhatiannya, tapi ternyata si orang tua tidak setuju anaknya dekat-dekat dengan sendok ini dengan alasan perbedaan kelas sosial. Dengan ini, si sendok pun patah hati dan berakhir bunuh diri dengan terjun dari atas Jam Gadang di Bukittinggi.
Rupanya tindakan terjun bebas ini disaksikan oleh seorang turis dan memungut sendok tersebut. Setelah 1 jam berlalu, ada seorang bocah dari Jepang yang namanya sudah sangat terkenal yaitu………………… ‘Detektif Congan’. Congan melihat seekor semut tergeletak pingsan di tempat sendok terjun tadi. Congan menyimpulkan dengan naluri detektifnya bahwasanya si semut pingsan karena terhimpit oleh sendok yang terjun. Tapi yang dipertanyakan adalah… apa motif si pelaku sehingga menyakiti semut tak berdosa ini.
Selanjutnya, Congan menginterogasi semut tentang motif tindakan aniaya terhadap dirinya ini, rupanya Congan putus asa karena tidak bisa menginterogasi tersangka, jadi dia menginterogasi korban saja. Beberapa milidetik berlalu dan Congan memulai kegiatan interogasinya dengan bertanya, “mmm…. apa nama lengkap anda?”. Semut malah bergidik*(kosakata yang didapat dari KBBI), kemudian berkata “kamu duluan…!!!”. Congan menjawab “nama lengkap saya adalah…… Congan Adugawad”. Mendengar jawaban itu, semut yang jiwanya masih labil langsung shock berat dan kejang-kejang sampai 3 ekor gajah kerepotan menahan kaki dan tangannya yang meronta-ronta entah mengapa. Semut langsung dilarikan ke Unid Gawad Darurad rumah sakit terdekad di kota ini.
Di rumah sakit, semut yang namanya dari tadi masih dipertanyakan ini dikunjungi oleh tetangganya dulu yang juga sahabat karibnya, Esmud diikuti Congan Adugawad. Congan bertanya dengan sopan kepada semut,”mmm… jadi nama lengkap anda siapa ya?”. Si semut menjawab dengan expresi sedikit gugup, “saya Zemud Adugawad…” Congan sangat terkejut dan hampir saja shock seperti Zemud waktu itu, “jadi kita saudara??!!!”
(bersambung dengan seksama)
Recent Comments